Rabu, 28 November 2007

Fwd: [Republika Online] Ali dan Yahudi Tua



29 Juni 2007
Ali dan Yahudi Tua

Jika engkau bertemu dengan orang yang usianya lebih tua, katakanlah, orang ini lebih dahulu daripadaku dalam hal keimanan dan amal saleh. Ia lebih baik dariku. Jika engkau bertemu dengan orang yang usianya lebih muda, katakanlah, aku telah mendahuluinya dalam dosa dan kesalahan. Jadi ia lebih baik dariku. (Bakr bin Abdullah Al Mazni)

Ali bin Abi Thalib terburu-buru pergi dari rumahnya untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang lelaki tua, seorang Yahudi tua, yang berjalan menuju arah yang sama. Ali, karena kemuliaan dan keluhuran akhlaknya, berusaha memberikan hormat kepada orang yang lebih tua darinya itu, sehingga ia tidak mau mendahului Yahudi tersebut, walau jalannya sangat lamban. Sesampainya ia masjid, shalat berjamaah sudah dimulai, bahkan Nabi SAW sudah dalam keadaan ruku bahkan hampir berdiri dari rukunya tersebut. Namun, dengan perintah Allah, Jibril turun, lalu meletakkan tangannya di atas bahu Nabi SAW. Jibril menyuruh beliau menahan rukunya, agar Ali tidak sampai kehilangan rakaat pertama.

Setelah shalat selesai dilaksanakan, yang kemudian dilanjutkan dengan zikir, doa, serta mengajarkan ilmu-ilmu dari Alquran kepada sahabat, beliau berpaling kepada Jibril, lalu bertanya tentang sebab gaib yang membuatnya harus memperpanjang ruku. Jibril menjawab bahwa sangat tidak patut jika Ali bin Abi Thalib kehilangan pahala yang terdapat pada rakaat pertama shalat Subuh, karena sikap hormat yang ditunjukkannya kepada seorang Yahudi tua yang ditemuinya di tengah perjalanan menuju masjid Nabi.

Setiap manusia, siapapun dia, memiliki hak untuk dihargai, dihormati dan diperlakukan sesuai kedudukan serta kapasitas dirinya. Ada yang layak dihormati karena ilmunya, seperti halnya para ulama, cerdik cendekia, para guru, ilmuwan, dsb. Ada yang harus dihormati karena sebab hubungan darah dengannya, misal orangtua, kakak, paman, bibi, serta saudara-saudara lainnya. Ada pula yang dihormati karena sebab usianya, di sini ada orang yang lebih tua, ada yang seusia, ada pula yang lebih muda. Semuanya harus diperlakukan secara proporsional sesuai haknya.

Ada pula urutan-urutan prioritas dalam proses hormat-menghormati ini, mana yang paling layak dihormati, mana yang harus lebih dulu dihormati, mana pula yang paling wajib memberi penghormatan dibanding yang lainnya. Misalnya, yang berkendaraan lebih wajib memberi salam kepada yang berjalan kaki. Yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk. Yang sendirian lebih wajib memberi salam kepada yang berkumpul, dsb (HR Muttafaqun 'Alaih).

Jika kita menelaah kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat, maka kita akan menemukan nuansa keadilan dalam pergaulan hidup mereka. Setiap orang diperlakukan sesuai dengan kedudukannya, dalam arti dipenuhi haknya, serta diberi keleluasaan untuk menunaikan kewajibannya. Akibatnya, lahirlah proses timbal balik, di mana setiap orang akan berusaha memberikan yang terbaik untuk yang lainnya. Dalam kondisi seperti inilah, konsep persaudaraan yang diungkapkan dalam Alquran dan hadits benar-benar teraplikasikan secara optimal.

Sejatinya, apa yang dicontohkan Ali bin Abi Thalib dalam kisah ini, adalah gambaran puncak bagaimana seorang manusia menunaikan hak-hak yang dimiliki manusia lainnya, siapa pun orang tersebut. Di mana yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua. Seorang anak harus menaati orangtuanya. Seorang murid harus memuliakan gurunya. Walau pun ada tuntutan bagi yang lebih tua untuk menghargai, mengayomi, serta memberi teladan yang baik pula kepada yang muda.

Sesungguhnya, mudah saja bagi Ali untuk mendahului Yahudi tua tersebut, toh ia hanya seorang Yahudi tua kafir, tidak bisa melihat, serta berjalan bukan untuk ke masjid. Ia pun tidak terkena dosa jika mendahului jalannya. Namun Ali tidak melakukan hal tersebut. Mengapa? Karena beliau tidak ingin mencederai hak orang lain. Biarlah orang lain tidak balas menghormati, biarlah orang lain tidak melihat apa yang dilakukannya, yang penting ia telah menunaikan kewajibannya sebaik mungkin. Sebab, bagaimana pun keadaannya, Yahudi tersebut tetaplah orang yang harus dihargai nilai kemanusiaannya. Inilah yang dinamakan ihsan.

Dalam arti, tidak sekadar melakukan yang baik, namun melakukan yang terbaik. Karena sikapnya itu, Ali beroleh bonus luar biasa dari Allah SWT. Betapa tidak luar biasa, Allah SWT sampai memerintahkan Rasulullah SAW untuk memperlama rukunya, sebagaimana Dia perantarakan pesan-Nya kepada Malaikat Jibril. Berkaca dari peristiwa ini, Imam Bakr bin Abdullah Al Mazni mengungkapkan sebuah prinsip hidup terkait hubungan interpersonal. Prinsip ini layak kita jadikan pegangan dalam bergaul. Katanya, Jika engkau bertemu dengan orang yang usianya lebih tua, katakanlah, orang ini lebih dahulu daripadaku dalam hal keimanan dan amal saleh. Ia lebih baik dariku. Jika engkau bertemu dengan orang yang usia lebih mudanya, katakanlah, aku telah mendahuluinya dalam dosa dan kesalahan. Jadi, ia lebih baik dariku .


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=298357&kat_id=105

Sabtu, 17 November 2007

Fwd: Re: [Renungan_Iktibar] Larangan Rasullulah

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, shah dun <uusfan@...> wrote:
Meminta Izin sebanyak tiga kali

Hadis Abu Said Al-Khudriy r.a:
Aku berada di dalam majlis orang-orang Ansar di Madinah. Tiba-tiba
Abu Musa datang dengan ketakutan. Kami bertanya: Kenapa dengan
engkau? Abu Musa menjawab: Sesungguhnya Umar menyuruhku supaya datang
kepadanya. Aku pun datang, setelah berada di hadapan pintunya, aku
memberi salam sebanyak tiga kali, tetapi tidak ada jawapan, lalu aku
pun pulang, tetapi setelah aku berjumpa lagi dengannya beliau
bertanya: Apakah yang menghalangimu datang kepadaku? Beliau menjawab:
Aku telah datang kepadamu, aku memberi salam tiga kali di hadapan
pintumu. Setelah tidak ada jawapan aku pun terus pulang. Berdasarkan
peristiwa tersebut, Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila salah seorang
di antara kamu minta izin tiga kali kemudian tidak mendapat
jawapannya, maka hendaklah beliau pulang


Hadis Abu Musa Al-Asy'ariy r.a:
Abu Musa telah datang menemui Umar bin Al-Khattab lalu mengucapkan:
Assalamualaikum, ini Abdullah bin Qais. Tetapi tidak ada jawapan,
maka sekali lagi beliau mengucapkan: Assalamualaikum, ini Abu Musa,
Assalamualaikum, ini Al-Asy'ariy. Kemudian beliau beredar untuk
pulang, tiba-tiba Umar muncul dan berkata: Datanglah dahulu,
datanglah dahulu. Setelah Abu Musa datang, Umar bertanya: Wahai Abu
Musa! Mengapa engkau cepat sangat hendak pulang? Kami sedang
melakukan suatu pekerjaan. Abu Musa berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah s.a.w bersabda: Minta izin itu tiga kali. Jika engkau
mendapat izin, maka engkau boleh masuk. Tetapi, jikalau tidak
mendapat izin, maka pulanglah
Makruh Menjawab Aku Bagi Pengunjung Apabila Ditanya Kepadanya Siapa
Ini?


Hadis Jabir bin Abdullah r.a katanya:
Aku datang kepada Nabi s.a.w lalu memanggil baginda. Nabi s.a.w
bertanya: Siapa ini? Aku menjawab: Aku. Maka Nabi s.a.w pun keluar
seraya berucap: Aku, aku


Hadis Sahl bin Saad As-Saa'idiy r.a:
Sesungguhnya seorang lelaki telah mengintip pada lubang pintu rumah
Rasulullah s.a.w. Ketika itu Rasulullah s.a.w membawa sikat yang
baginda guna untuk menggaru kepala. Manakala Rasulullah s.a.w melihat
orang itu, baginda bersabda: Seandainya aku tahu engkau memandangku,
tentu aku masukkan sikat ini ke dalam matamu. Rasulullah s.a.w juga
bersabda: Sesungguhnya meminta izin itu telah disyariatkan hanyalah
kerana alasan penglihatan
Haram memandang kerumah orang lain

Hadis Anas bin Malik r.a:
Sesungguhnya seseorang telah mengintai pada salah satu bilik Nabi
s.a.w. Lalu Nabi s.a.w menghampirinya dengan membawa anak panah
bermata lebar dan aku melihat seolah-olah Rasulullah s.a.w mengugut
untuk menikamnya


Hadis Abu Hurairah r.a:
Dari Nabi s.a.w baginda bersabda: Sesiapa yang menjenguk-jenguk ke
dalam rumah sesuatu kaum tanpa mendapat izin mereka, maka dihalalkan
bagi mereka untuk mencungkil matanya
======================================================================
==============
Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
"Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan,
Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu,
Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu,
..dan dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Dzat yang
Memiliki mu."

"sampaikanlah walau satu ayat" al hadis
- LAA HAULAWALA QUWWATAILLA BILLAH -

Fwd: ALLAH S.W.T. MENOLAK 1 DOA DARI 3 DOA RASULULLAH S.A.W

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, zam mad <zammmad@...> wrote:

'Amir bin Said dari bapanya berkata bahawa : "Satu
hari Rasulullah S.A.W telah datang dari daerah
berbukit. Apabila Rasulullah S.A.W sampai di masjid
Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan
menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat
bersama dengan Rasulullah S.A.W.
Kemudian Rasulullah S.A.W berdoa dengan doa yang agak
panjang kepada Allah S.W.T :
Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah S.A.W
pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud
: "Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T tiga perkara,
dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua
perkara sahaja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya ia
tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang
berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh
Allah S.W.T.
2. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku
ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam
(seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh
s.a). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah
S.W.T.
3. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku
tidak dibinasakan kerana pergaduhan sesama mereka
(peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi
permohonanku telah tidak diperkenankan (telah
ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam
sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang
Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk
tangan dari belakang, apakah ini cantik kita
melihatnya ?

Fwd: Latihan Sirah Sahabiat

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, "Islah Gateway"

Latihan Sirah Sahabiat

(Merujuk kepada tokoh-tokoh sahabiat, Nusaibah, Ummu Sulaim dan lain-
lain sebagaimana yang termaktub dalam The Sahabiyat karangan Jameelah
Jones)

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Bahagian A (9 markah)

1. Yang manakah antara berikut merupakah anak Rasulullah s.a.w.?
A. Asma'.
B. Zainab.
C. Nusaibah.
D. Nabihah.

2. Beliau merupakah syahid pertama sewaktu zaman Nabi s.a.w.
A.Fatimah
B. Safiyyah.
C.Sumayyah.
D.Ruqayyah.

3. Nama kunyah Nusaibah.
A. Ummu Zaid
B.Ummu Aiman.
C.Ummu 'Imarah.
D.Ummu 'Athirah.

4. Di antara penyataan berikut, yang manakah tidak benar mengenai
Nusaibah?
1.. Anak kepada Ka'ab ibn 'Auf.
2.. Angkat bai'ah Ridhwan..
3.. Angkat bai'ah'Aqabah pertama.
4.. Menyertai perang Uhud dan Yamamah.

5. Asma' melahirkan bayi pertama selepas hijrah. Siapakah bayi
tersebut?
A. Hasan bin Ali.
B.Abdullah bin Umar.
C. Marwan ibn Malik.
D.Abdullah ibn Zubair.

Soalan 6 dan 7 berdasarkan petikan kisah berikut.

X kematian anak sewaktu suaminya dalam pemusafiran jihad. X
bagaimanapun enggan ahli-ahli keluarga yang lain memberitahu hal
tersebut kepada suami melainkan dialah orang pertama yang akan
mengkhabarkannya. Bila suaminya pulang, X menghias diri sebaik
mungkin di samping menjamu dengan makan minum dan lalu bersama
suaminya. Selepas itu, X memberitahu suaminya Abu Talhah, "Abu Talha,
kalau seseorang pinjamkan barangnya kepada satu keluarga dan dia
minta balik barang tersebut, adakah dia tak berhak mendapatkannya
balik?" Balas Abu Talhah, "tidak." X berkata, "saya ingin memberitahu
mengenai kematian anak lelaki abang." Abu Talhah kurang puas hati,
lalu dia menemui Rasulullah s.a.w. Dipendekkan certa, nabi bersabda
dengan maksud, "moga Allah merahmati kamu berdua dan malam yang telah
kamu lalui itu."

6. Siapakah nama sahabiat X sebagaimana yang terdapat dalam petikan
kisah di atas?
A. 'Atikah.
B. Ruqayyah.
C. Ummu Sulaim D. Ummu
Salamah.

7. Berikut adalah pengajaran yang mungkin bagi petikan kisah di atas
kecuali...
1.. Isteri dikehendaki melayan suaminya dengan baik.
2.. Sahabat rujuk Rasulullah s.a.w. mengenai urusan rumahtangganya.
3.. Bila suami pulang dari tempat yang jauh, isteri wajib menggauli
suaminya.
4.. Tidak salah menangguhkah khabar duka sehingga suami berada
dalam keadaan tenang .
Abdul Muttalib
8. I
Hamzah
Abu Talib
Abdullah
Zubair
III
II
IV
Uthman ibn 'Affan
Al-'Awwam
Muhammad s.a.w.

Catatan: I isteri kepada Al-'Awwam, II isteri kepada Muhammad
s.a.w., III isteri kepada Zubair dan IV isteri kepada Uthman.

Berdasarkan carta di atas, isikan petak-petak I, II, III dan IV
mengikut turutannya .
1.. Ruqayyah, Khadijah, Safiyyah, Atikah.
2.. Safiyyah, Khadijah, Atikah, Ruqayyah.
3.. Atikah, Khadijah, Safiyyah, Ruqayyah.
4.. Atikah, Khadijah, Ruqayyah, Safiyyah.

9. Yang manakah di antara pasangan berikut adalah benar?

Tokoh
Deskripsi
i.
Nusaibah Habib, anaknya syahid di medan Uhud
ii.
Atikah bint Nafil Dikenali sebagai Zaujah asy-Syuhada'
iii
Sumayyah Salah seorang daripada 10 muslim pertama
iv.
Asma' bint Abu Bakar 10 tahun lebih tua daripada Aisyah r.a.

A. i dan iv sahaja.
B. i dan iii sahaja.
C. i, ii dan iii sahaja.
D. i, ii, iii dan iv.

Bahagian B (11 markah)

Sila tandakan R untuk penyataan yang betul dan tandakan S untuk
penyataan yang salah.
1. Ruqayyah r.a.
mengahwini anak Abu Lahab sebelum mengahwini 'Uthman ibn 'Affan r.a..
2. Ummu Sulaim r.a.
merupakan emak kepada Anas bin Malik r.a.
3. Zainab dan Ruqayyah
r.a. merupakan puteri-puteri Rasulullah s.a.w. daripada sebelah
Aisyah r.a.
4. Ummu Salamah r.a.
sudahpun pindah ke Madinah dari Mekah sebelum Hijrah lagi.
5. Aisyah bint Abu Bakar
dikenali sebagai 'orang yang memiliki dua tali pinggang'.
6. Suami pertama Nusaibah
mati syahid di medan Badar.
7. Dia seorang penyair
tersohor wanita pada zamannya. Sewaktu saudara lelakinya, Hamzah
syahid, dia mengarang puisi khas buat penghulu syuhada' itu. Dia emak
saudara Nabi Muhammad s.a.w. Dia ialah Safiyyah bint Abdul Muttalib.
8. Dia menyertai medan
Yamamah untuk memerangi nabi palsu, Musailamatul-Kazzab. Kehebatan
dan ketangkasan beliau menyebabkan Rasulullah s.a.w bersabda dengan
maksud, "aku melihat semuanya merujuk kepada lelaki dan aku tak
melihat satu pun (ayat) yang menyebut tentang wanita." Lantas,
turunlah ayat ke-35 surah al-Ahzab dengan maksud, "Untuk muslimin dan
muslimat, mukminin dan mukminat..." Dia ialah Ummu Sulaim bint Milhan.
9. Dia turut berhijrah ke
Habsyah sebelum berhijrah ke Madinah. Suami beliau bergelar Zun-
Nurain. Dia ialah Ruqayyah bint Muhammad.
10. Dia merupakan salah
seorang wanita tercantik Quraisy. Pernah menjadi menantu Abu Bakar as-
Sidiq. Atas permintaan Abu Bakar, dia diceraikan oleh Abdul Rahman
bin Abu Bakar tetapi kemudian dirujuk semula. Dia ialah Atikah bint
Nafil.
11. Selepas kematian suami
yang syahid di medan Badar, dia menghawini Rasulullah s.a.w. selepas
menolak lamaran Abu Bakar dan Umar. Dia menjadi penasihat nabi
sewaktu Hudaibiyah. Dia menyertai Khaibar dan makamnya di Baqi'. Dia
ialah Ummu Salamah.

--- End forwarded message ---

Kamis, 08 November 2007

Fwd: Help Palestine [hidayahnet] ya Rasulullah..

Khutbah wida' oleh Rasulullah s.a.w

"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan. Aku
tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua
selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini
dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini
pada hari ini.

Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini
sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim
sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu
kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapa pun agar
orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya
kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas
segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala
urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.

Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah
berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar. maka
berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara
kecil. Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu
mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka
menyempurnakan hak mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk
diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.

Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan belemah-lembutlah
terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu
kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali
tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu
dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarlah bersunggah-sungguh kata-kataku ini, sembahlah
Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan
Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah
Ibadah Haji' sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap Muslim
adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak
seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan
beramal soleh. Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu
hari untuk dipertanggungjawabk an di atas segala apa yang telah kamu
kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar
dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku. Wahai manusia, tidak ada
lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir
agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan
fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu.
Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya
kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya. nescaya kamu tidak
akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku.

Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula
kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku
dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah,
bahawasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba- Mu... "

semoga kita semua tergolong dalam umat islam yg beriman kepadaNYA dan
utusanNYA yg amat mulia akhlaknya..ya Rasulullah sesungguhnya kami
merinduimu,berilah kami syafaatmu di mahsyar kelak,,kamilah
umatmu..insyaALLAH ameen YA RABBAL 'ALAMIN

__._,_.___
.

__,_.._,___


Fwd: Help Palestine [hidayahnet] (sedekah) Enam Dirham

Enam Dirham

Bismillahir rahmanir rahiem

Seorang pengemis datang kepada Ali r.a. Beliau lalu menyuruh salah seorang anaknya agar ibunya, Fatimah r.ha., memberi satu dirham dari enam dirham simpanannya. Anaknya kembali dengan berita bahwa uang itu disimpan untuk membeli tepung.

Ali r.a. berkata, "Manusia tidak akan sempurna imannya selama dia masih bergantung kepada apa yang ada di sisinya daripada apa yang ada di sisi Allah. Suruh ibumu memberikan semua dirham itu."

Dengan peringatan suaminya, Fatimah r.ha. tidak ragu-ragu lagi, lalu dia memberikan semua dirham kepada pengemis tadi.

Subhanallah
_,_.___

.

Fwd: Help Palestine [hidayahnet] Pelajaran dr Panglima Perang Khalid bin Walid

Melakoni jalan hidup tak ubahnya seperti menelusuri jalan setapak di pegunungan. Kadang menurun, suatu saat menanjak melampaui pucuk pohon tertinggi. Saat itulah, semua terlihat kecil. Bahkan, puncak gunung pun ada di telapak kaki. Berhati-hatilah, karena di balik gunung ada jurang.
Kurir Khalifah Umar Al-Khaththab agak heran dengan reaksi Khalid bin Walid. Selepas membaca surat khusus Khalifah, panglima perang Islam yang kesohor itu bicara pelan kepada sang kurir. "Jangan sampaikan pada siapa pun isi surat ini." Dan kurir itu pun setuju.
Itulah pesan Khalid bin Walid sesaat setelah membaca surat penghentian jabatan panglima perang dirinya. Sama sekali, hal itu bukan lantaran ia menolak titah khalifah yang baru dilantik. Bukan pula karena khawatir kalau popularitasnya akan merosot. Ia cuma ingin menjaga agar semangat pasukan tetap prima. Dan kemenangan Perang Yarmuk yang sedang bergolak pun bisa diraih.
Popularitas Khalid dalam kemiliteran Islam saat itu, memang nyaris tak tertandingi. Ia memang sempurna di bidangnya: ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan kharismatik di tengah prajuritnya. Benar-benar idola yang pas buat mujahid Islam saat itu.
Keputusan Umar mengganti Khalid justru di saat puncak ketenaran bukan sebagai jegalan. Justru, Umar ingin menyelamatkan Khalid dari fanatisme yang berlebihan. Beliau pun khawatir kalau pasukan Islam mengalami pergeseran motivasi.
Menariknya, semua itu diterima Khalid dengan lapang dada. Dalam hitungan detik, ia bisa memahami maksud surat Umar itu. Ia tuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan ke penggantinya: Abu Ubaidah.
Itulah penggalan kisah seorang Khalid bin Walid. Pelajaran berharga buat mereka yang mengalami fitnah popularitas. Sekecil apa pun ketenaran, kalau tidak dibangun dengan pondasi yang kokoh, akan menjadi bencana besar. Setidaknya, buat kebaikan diri sang tokoh.
Kalau merujuk pada sosok Khalid bin Walid, ada beberapa bekal yang bisa diambil pelajaran. Pertama, ketokohan Khalid asli datang dari dalam. Bukan sekadar rekayasa media, bukan juga klaim sepihak. Itulah kelebihan khusus Khalid. Rasulullah saw. dan Khalifah Abu Bakar mengembangkan kelebihan itu pada saluran yang pas.
Kelebihan yang alami itulah yang menjadikan ketokohan Khalid tak terbantahkan. Bahkan, oleh musuh sekali pun. Seorang panglima Romawi, Georgius, pernah mengatakan, "Saya ingin sekali jawaban jujur dari Anda, Wahai Panglima. Apakah Tuhan menurunkan pedang dari langit kepada Nabi Anda dan pedang itu diserahkan khusus buat Anda?" Tentu saja, pertanyaan itu membuat Khalid bin Walid tersenyum.
Kedua, Khalid tidak terobsesi dengan ketokohannya. Ia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan. Itu dianggapnya sebagai bagian dari buah perjuangan. Hal itulah yang pernah diungkapkan Khalid mengomentari pergantiannya, "Saya berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!" Jadi, di mana pun posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah nilah ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasul seperti Khalid bin Walid.
Rasulullah saw. mengatakan, "Siapa memurkakan Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhainya menjadi murka kepadanya. Namun, siapa meridhai Allah meskipun dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhainya dan meridhakan kepadanya orang yang pernah memurkainya. Allah memperindahnya, memperindah ucapan dan perbuatannya." (HR. Aththabrani)
Ketika popularitas ada di tangan, sebenarnya seseorang sedang berada di puncak godaan. Persis seperti kuli bangunan yang berada di gedung tinggi. Kian tinggi posisinya, semakin besar tiupan angin. Dan kalau jatuh pun akan jauh lebih sakit.
Di antara godaan itu mengatakan, "Anda ini orang besar. Anda tahu apa yang Anda lakukan. Anda tak mungkin salah." Pada saat yang bersamaan, kalau itu masuk dalam hati dan merembes menjadi sikap diri; orang menjadi 'ujub. Ia merasa kalau dirinya memang besar. Tak ada yang layak mengatur dirinya. Termasuk, mungkin, oleh Allah swt. sendiri.
Itulah yang pernah diucapkan Iblis. "Saya lebih baik dari Adam. Aku dari api, dan dia dari tanah! Bagaimana mungkin mesti sujud padanya!" Itulah puncak kesalahan dari orang besar. Orang yang terjebak dalam kepopulerannya. Na'udzubillah!
Khalid bin Walid pun akhirnya dipanggil Allah swt. Umar bin Khaththab menangis. Bukan karena menyesal telah mengganti Khalid. Tapi, ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya 'Si Pedang Allah' menempati posisi khusus di sisi Allah swt.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

__._,_.___
Messages | links
.

__,_._,___